Petualang Doraemon dan Simbad
Jangan kernyitkan jidat anda dengan judul itu karena tidak masuk akal. Namun semuanya bisa terjadi bila dikisahkan dalam sebuah film komik. Ceritanya begini. Suatu hari, tokoh kartun asal Jepang, Doraemon, Nobita dan Jayen tersasar ke gurun Sahara. Dengan kantong ajaib tentunya, mereka tiba di negeri nan jauh yang keberadaannya hanya terdengar dalam dongeng. Hingga suatu hari, mereka menemukan sebuah istana yang sangat megah. Istana berada di padang pasir luas tanpa satupun orang bisa mendatanginya. Yang tahu kecuali yang punya istana, yakni Simbad si Pelaut. Simbad adalah tokoh hebat dalam kisah 1001 malam (The Arabian Night) dengan latar belakang dunia Timur Tengah.
Istana itu tidak bisa dijamah manusia biasa. Lantaran setiap orang yang mencobanya harus mampu melintasi padang pasir paling panas di dunia. Saking panasnya, padang itu dijuluki kerak neraka. Istana emas begitu santer di seantero negeri dan banyak orang yang mencoba nekat mengarungi ganasnya gurun. Salah satunya Abu Jil, terkenal perampok nekat.
Doraemon tiba di istana emas hanyalah keberuntungan. Ia tersasar juga akibat mesin kantung ajaibnya yang bisa memutar waktu mundur ratusan tahun ke belakang. Setibanya di Istana yang tanpa penghuni, tiba-tiba Doraemon dan kawan-kawan dikejutkan dengan patung harimau yang ternyata jin penjaga istana milik Simbad si Pelaut. Meski akhirnya Simbad yang ternyata manusia baik hati ini menjamu dengan berbagai makanan bahkan tarian perut ala Timur Tengah.
Usai menerima jamuan makan malam, Doraemon dan kawan-kawan tidur di tempat yang telah disediakan. Di tengah malam, ia mendengar ketukan hingga membangunkan tidurnya. Nobita lantas membangunkan Doraemon dan berusaha mencari sumber suara yang mencurigakan itu. Ternyata Simbad sedang mengetuk-ngetuk tongkat ke lantai istana yang didepannya ada kolam bulat. Doramon jadi penasaran. Apa gerangan kolam dan perilaku Simbad itu. Iapun mendapat penjelasan, kolam itu merupakan alat untuk melihat apa-apa yang terjadi meski dari kejauhan. Ibarat TV yang bisa menayangkan berbagai siaran.
Kolam itu tidak seperti biasanya. Beberapa kali diketuk tidak memberi informasi. Baru setelah diketuk keras dan berulang-ulang, menampilkan gambar Abu Jil sang perampok yang sudah bergabung denganperampok lain bernama Kasim dengan tujuan yang sama menuju Istana emas.
Abu Jil sendiri sebenarnya bekas pembantu Simbad di Istananya. Namun karena jahat, ia diusir dan sempat diberi obat pelupa agar tidak bisa kembali ke istana. Lantas mengapa Abu Jil bisa menemukan jalan ke istana Emas? Abu Jil mengisahkan kepada Kasim, sebenarnya obat pelupa itu tidak dia makan. Namun dimuntahkan tanpa sepengetahuan Simbad. Sehingga Abu Jil masih ingat jalan rahasia menuju istana emas yang dengan waktu yang cepat.
Simbad pun mencemaskan kondisi tersebut. Apalagi kolam yang biasanya cepat memberi informasi yang terjadi, kini macet dan tidak bisa lagi digunakan. Kecemasan simbad terjadi. Karena Abu Jil tahu jalan rahasia menuju istana emas, iapun dianggap jin penjaga istana sebagai tuannya dan berbalik arah patuh pada Abu Jil. Kelompok perampok itu berhasil tiba di istana dan menyandera Simbad juga Draemon dan kawan-kawan di penyekapan bawah tanah. Mereka terkurung dalam penjara yang dingin. Dengan leluasa, Abu Jil dan Kasim menikmati makan malam sambil dihibur tarian perut ala timur tengah. Mereka berpesta ria hingga larut malam.
Di tempat lain, Simbad dan Doraemon kebingungan bagaimana caranya melepaskan diri dari dalam penjara. Apalagi jin yang tadinya pelayan Simbad semuanya berbalik arah menuruti perintah Abu Jil. Tiba-tiba, di tengah malam datang seekor Jin yang bisa membuat ngantuk jin penunggu penjara bawah tanah. Simbad masih ingat, jin tersebut pernah bertemu dengannya saat muda dulu, waktu pelayaran yang ketujuh. Dengan pertolongan jin baik hati ini, Simbad dan kawan-kawan bisa melarikan diri dari penjara dan terlunta-lunta di padang pasir yang ganas.
Maksud Simbad, Doraemon dan kawan-kawan akan merebut kembali istana emas yang kini dikuasai Abu Jil dan Kasim. Namun Simbad kecapean dan menyerah di tengah jalan. “Aku ini sudah tua dan tidak bisa mengarungi padang pasir. Aku hanya si Pelaut”. Katanya dengan nada prustasi.
Doramon dan kawan-kawan meyakinkan, bahwa Simbad masih mampu untuk menguasai keadaan. Simbad tetap menyerah bahkan ia meminta Doraemon dan teman-teman meninggalkannya sendirian di padang pasir. Doraemonpun berusaha meyakinkan. “Mana Simbad si pelaut yang petualanggnya kami kagumi, seperti Simbad dalam Arabian Nigt (Seribu Satu malam)”. Ayo Simbad, meskipun kau sudah tua, kami tahu kau pasti mampu,” kata Doraemon memberi semangat. Dengan motivasi itu, ternyata semangat Simbad menggelora. Iapun teringat pada semangatnya masa muda dulu saat menjadi pelaut tangguh pernah mengarungi samudera ganas, tanpa menyerah hingga rintangan tersulit. Dengan semangat berkobar, merekapun kembali ke istana emas dengan mengendarai kantung ajaib milik Doraemon.
Mereka tiba di istana dan saat itu istana nyaris terbang akan dipindahkan oleh Abu Jil dan si Kasim ke sebuah tempat dengan tenaga jin pembantunya. Tanpa basa-basi, petarungan terjadi. Simbad melawan Abu Jil yang bertarung di atas menara. Doraemon dan kawan-kawan berhasil mengalahkan Si Kasim dengan bantuan kantung ajaibnya. Pertarungan akhirnya dimenangkan Simbad dan Doraemon. Keadaan bisa dikuasai dan istana emas kembali ke tangan Simbad. Setelah semuanya damai, Doraemon dan kawan-kawan pamitan pulang.
Kisah di atas secara tidak langsung menggambarkan pertemuan antara dua peradaban. Keduanya sama-sama memiliki daya hayal yang tinggi. Jika Doraemon terkenal dengan kantong dan cermin ajaibnya, Simbad terkenal dengan kisah pelayarannya yang spektakuler hingga termuat dalam kisah 1001 malam (The Arabian Night).
Kisah keduanya juga memiliki latar belakang yang berbeda. Doraemon berlatar belakang masyarakat modern saat ini, sesuai asalnya, Negeri Sakura, Jepang. Simbad berasal dari masyarakat modern pada zamannya yang sangat terkenal dengan kemakmuran hidup rakyatnya.
Salah satu hikayat seribu satu malam berlatar belakang sosial politik pada masa kekuasaan Harun Al-Rasyid. Dalam sejarah disebutkan, penguasa muslim pernah menguasai separuh dunia. Tak berhenti di situ, kisah yang termuat dalam 1001 malam banyak mengispirasi para sastrawan di abad modern. Nampaknya penulis cerita Komik Doraemon banyak terinspirasi dengan kisah 1001 satu malam yang dalam Bahasa Arab-nya alf layla walayalah. Hikayat-hikayat terkenal itu, Aladin Lampu Ajaib, Ali Baba, 40 Pencuri serta Simbad si Pelaut. (*)